Prestasi

Juara 1 dan Juara Favorit Pada Pekan Seni Mahasiswa Unhas

1:20 AM UKM Tari Sospol 0 Comments

Tari Mangrara Banua Sura
Mangrara Banua Sura berfungsi untuk meresmikan rumah (Tongkonan) sebelum ditinggali. Dimulai oleh sambutan dari pemuka adat, upacara dilanjutkan dengan tari-tarian oleh para wanita Toraja yang diiringi dengan tabuhan gendang.

Upacara Mangrara Banua ini terus dipertahankan oleh masyarakat Tana Toraja. Hal ini merupakan juga sebagai bentuk penghormatan mereka terhadap para leluhur.

Tongkonan pada dasarnya adalah sebuah rumah kayu yang dibangun oleh masyarakat Toraja. Rumah panggung dari kayu tersebut dianggap penting oleh masyarakat Toraja.

Atap Tongkonan berbentuk perahu. Hal ini melambangkan nenek moyang masyarakat Toraja yang konon dipercaya berasal dari Yunan, Cina. Masyarakat Yunan yang berlayar serta berakulturasi dengan penduduk asli Sulawesi Selatan menjadi cikal bakal masyarakat Toraja.


(Meraih Juara 1 dan juara favorite Pada pekan seni Universitas Hasanuddin tahun 2013 Category Lomba Kreasi)

Tari Massura’ Tallang
Tari kreasi dari Tana Toraja yang menceritakan tentang kegiatan Rambu Solo paling tinggi dan menyembelih hewan-hewan (babi,tedong,ayam) sebagai persembahan kepada sang pemelihara dan sang pemberi hidup. Massura’ Tallang adalah upacara yang dilaksanakan setelah selesai melaksanakan tingkatan upacara yang lebih rendah seperti tersebut di atas.

Upacara ini dilaksanakan didepan Tongkonan agak sebelah timur. Upacara Massura’ Tallang merupakan upacara persembahan paling tinggi kepada Deata-Deata sebagai Sang Pemelihara dengan kurban beberapa ekor babi, dimana sebagian untuk persembahan dan sebagian lagi untuk dibagikan menurut adat kepada masyarakat dan orang yang menghadiri upacara tersebut utamanya kepada petugas adat dan agama Aluk Todolo.

Upacara Massura’ Tallang berfungsi sebagai upacara pengucapan syukur karena keberkatan dan upacara penahbisan atau pelantikan arwah leluhur yang diupacarakan dengan upacara pemakaman Dibatang atau Didoya Tedong.

Upacara demikian disebut Manganta’ Pembalikan Tomate, dan disebut demikian karena pada upacara ini diaturkan dekorasi hias bermacam-macam pakaian dan perhiasan sebagai lambang dan perlengkapan hidup dari sang leluhur di alam baka.


(Meraih Juara 1 Pada Pekan Seni Universitas Hasanuddin tahun 2016)

Tari Tondok Ku Kamali
Tarian ini menceritakan tentang kerinduan orang Toraja terhadap kampungnya dan terutama moment mengganti pakaian leluhur mereka yang telah meninggal atau yang dikenal dengan tradisi "ma'nenek"

Ma‟nene merupakan upacara yang dimana keluarga dari kerabat yang meninggal mengenang kembali kerabatnya yang telah dikubur dengan membawa binatang (babi atau kerbau) untuk dikurbankan dalam upacara keagamaan yang bertempat di pekuburan serta membersihkan dan mengganti pakaian tau-tau´ dan jenazah leluhur dengan pakaian yang baru (Marampa, 1997:50).

Berdasarkan dari hasil wawancara, persepsi ma‟nene sesuai dengan yang dikatakan
oleh seorang informan yang menganut kepercayaan aluk todolo bahwa :
“Yatu disanga ma‟nene sae ki lako to‟ lo‟ko disondai yatu bayunna atau dibaharui tu tomate atau tau-tau raka, dipamaseroi mi tu liang, tedong manna sia bai ditunu jo lu‟ to‟ lo‟ko‟ . Samanna kamasei ki‟ nenek todolo take male‟ ki‟ ma‟nene. jadi totemo bellana membala ki‟ maka ia diundang untuk datang menghadiri ritual keagamaan ini,yamo to disanga ma‟nene to.

Artinya Ma‟nene itu datang ke kuburan, lalu diganti atau diperbaharui pakaiannya orang yang sudah meninggal atau tau-tau, kemudian membersihkan di kuburan serta kerbau dan babi dipotong juga disana, itu berarti kita mengenang kembali nenek kita yang sudah meninggal jika kita lakukan ma‟nene, jadi sekarang kita itu membalas semua kebaikannya, makanya ia datang diundang untuk datang ritual keagamaan ini, itulah namanya ma‟nene‟ )







You Might Also Like

0 komentar:

Contact Form

Name

Email *

Message *